Siklus
Akuntansi
Sebagaimana sebuah metode, akuntansi
juga mempunyai tahapan–tahapan yang harus dijalani untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Secara umum laporan keuangan yang akan didapatkan di akhir proses
akuntansi adalah hasil dari semua proses pencatatan yang dilakukan, mulai dari
pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang terjadi
terus menerus dan berulang – ulang. Proses inilah yang disebut dengan siklus
akuntansi.
Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess
(1999:86), siklus akuntansi (Accounting sycle) didefinisikan sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah prosedur utama prinsip akuntansi yang digunakan untuk
memproses transaksi selama suatu periode.
Sedangkan pengertian siklus akuntansi menurut Soemarso S.R adalah sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah tahapan – tahapan kegiatan mulai dari terjadinya
transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk
pencatatan transaksi periode berikutnya yang terjadi secara berulang–ulang dan
terus menerus (Soemarso, 2004:90).
Siklus akuntansi terdiri dari
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.Mendokumenkan
bukti transaksi
Langkah
pertama dalam siklus akuntansi adalah analisis bukti transaksi dan kejadian
tertentu lainnya. Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan atau lembaga. Transaksi-transaksi tersebut
seperti transaksi penjualan, pembelian, transaksi-transaksi mengenai biaya dan
hubungannya dengan bank di catat dalam bukti formil kemudian dikumpulkan secara
sistematis sebagai dasar pencatatan selanjutnya.
2. Mencatat transaksi
dalam jurnal (buku harian)
Setelah mendokumenkan bukti transaksi,
langkah selanjutnya adalah mencatat transaksi dalam buku harian atau jurnal.
Buku–buku harian tersebut minimal terdiri dari buku kas, buku penjualan, dan
buku pembelian. Buku jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara
kronologis (urut waktu).
3. Pemindah bukuan
(posting) ke Buku Besar
Setelah jurnal tersebut dibuat maka
jurnal–jurnal tersebut di posting kedalam buku besar. Buku besar merupakan
kumpulan dari perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan dan yang merupakan
suatu kesatuan tersendiri.
4. Menyusun neraca
saldo
Setelah semua jurnal diposting ke buku
besar, maka selanjutnya dari buku besar tersebut dibuat neraca saldo. Hal ini
untuk memeriksa kebenaran pencatatan dalam jurnal dan buku besar dengan melihat
apakah jumlah debit sama besar dengan jumlah kredit.
5. Membuat neraca
lajur
Neraca lajur terdiri dari kolom neraca
saldo sebelum penyesuaian, ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah
penyesuaian, laba rugi dan neraca. Pada dasarnya neraca lajur berfungsi untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan sekaligus untuk menghindari terjadinya
kesalahan-kesalahan.
6. Menyusun ayat
jurnal penyesuaian
Laporan keuangan sering kali tidak
dapat disusun langsung dari neraca saldo, karena data yang tercantum dalam
neraca saldo masih memerlukan penyesuaian dengan cara membuat jurnal
penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian berguna untuk mengoreksi akun-akun
tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, pendapatan, beban dan
modal yang sebenarnya. Akun-akun tertentu yaitu akun-akun yang timbul akibat
adanya transaksi-transaksi seperti pembayaran di muka, perhitungan fisik
persediaan, perubahan kebijaksanaan, penyesuaian non-rutin. Setiap jurnal
penyesuaian akan berpengaruh paling tidak pada satu akun neraca dan satu akun
laba rugi dalam jumlah yang sama.
7. Menyusun laporan
keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahu buku yang bersangkutan. Tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu laporan
keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai
laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
8. Menyusun jurnal
penutup dan jurnal pembalik
Untuk
akuntansi perusahaan kecil, akuntansi biasanya menyamakannya dengan system
perusahaan perseorangan dikarenakan penerapannya sama-sama tidak terlalu rumit.
Jurnal penutup adalah ayat yang dibuat untuk memindahkan saldo
perkiraan-perkiraan sementara ke perkiraan tetap atau perkiraan-perkiraan
neraca.